Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

KETIKA CEMAS BERTABAYYUNLAH

Pasar  Induk Pangkalpinang. Riuh gaduh berbaur akrab dengan panas dan bermacam aroma menyengat indra penciuman. Seorang wanita dengan wajah kusut tak kalah kusut dari penampilannya yang berada dibawah standar nasional indonesia (SNI) wanita kebanyakan, kelam dan suram. Dengan jubah hitam, khimar hitam diatas lutut, dan masker hitam, ia berjalan gontai menuju sebuah ATM untuk mengambil hasil jerih payah, tunggang langgang, lintang pukang yang ia lakukan setiap hari. Hasil yang tak banyak namun cukup untuk hidup walau tidak cukup untuk gaya hidup. Syukurnya dibalik kekelamannya ia tidak mengkonsumsi lipstik, pemerah pipi, pemerah kelopak mata (apalah itu namanya), tidak pula bedak berkilo-kilo saban hari dan tidak juga barang-barang branded (mungkin begitu tulisannya). Alhasil, jerih payah, tunggang langgang, hingga lintang pukang cukup untuk menyambung hidup wanita kurus yang semakin hari bertambah kurus itu. Walau saran hingga doktrin sang ibu tersemat saban hari, ia kekeuh untuk teta