Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

SURAU

Surau Seorang akhwat memasuki surau kecil yg senyap,waktu dhuha. Ketika hendak berwhudu, tetiba... "Tikus ukht,, tikus...iiiii..." seorang ikhwan tak dikenal berhamburan dari tempat wudhu laki-laki. Akhwat tadi hanya menimpali dengan tatapan datar. "Ada tikus disana ukht, disana..." histeris seraya menunjuk ke suatu arah, sekitar sepuluh meter dari tempat mereka berdiri. "Lalu..?" Tukas akhwat, tak berempati. "Lalu, tikusnya mengejar antum dan akan memakan antum sampai habis, begitu ?" Lanjut akhwat. "E..enggak, tapi ana..." ikhwan beralasan, tanpa memalingkan pandangannya dari tempat tikus yg ia takuti. Akhwat langsung memastikan ke tempat whudu laki2. "Sudah tidak ada. Lagi pula hanya tikus bukan tirek." Cetus akhwat tak habis pikir, laki2 takut tikus apa kata dunia. "Beneran sudah gak ada ukht, sungguh ?" Ikhwan memastikan, kembali tak ditimpali akhwat. "Terimakasih kalau begitu ukht, sekali l

AD DU'A SILAHUL MU'MIN

Wahai Muhammad Shalallahu'alaihi Wasallam Tercinta Engkau mungkin enggan memandang kesetiaanku yang tak seberapa. Kesungguhan yang mereka suguhi jauh lebih berketulusan. Engkau enggan akui aku ummat mu. Sebab hidup dan kematianku luput perjuangkan al islam. Mata tak pernah melihatmu wahai Rasul penutupan. Mata tak saksikan perjuanganmu dan panglima kebenaran. Tidak dengan kedua mata, tidak. Jika sendiri, engkau muncul berbait dan sajak. Lagi-lagi tidak dengan mata aku menjumpaimu. Ketika adzan berkumandang, engkau dan Bilal disana. Jika seluruh ummat bersujud. Engkau, Jibril dan peristiwa isra mi'raj berkelebat. Bila rembulan terang benderang, gerimis berguguran, gunung gagah menjulang. Engkau dan sajakmu menjuntai, Qur'an menerangkan. Pabila terik matahari menyengat, engkau katakan nanti ia akan sejengkal dari ubun. Yaumul hisab. Jika hati mendura terhantam pelik masalah besar. Engkau kata Allahu Allahu Allahu Akbar, Maha Besar Ia dari masalah itu. Ket

KETIKA CEMAS BERTABAYYUNLAH

Pasar  Induk Pangkalpinang. Riuh gaduh berbaur akrab dengan panas dan bermacam aroma menyengat indra penciuman. Seorang wanita dengan wajah kusut tak kalah kusut dari penampilannya yang berada dibawah standar nasional indonesia (SNI) wanita kebanyakan, kelam dan suram. Dengan jubah hitam, khimar hitam diatas lutut, dan masker hitam, ia berjalan gontai menuju sebuah ATM untuk mengambil hasil jerih payah, tunggang langgang, lintang pukang yang ia lakukan setiap hari. Hasil yang tak banyak namun cukup untuk hidup walau tidak cukup untuk gaya hidup. Syukurnya dibalik kekelamannya ia tidak mengkonsumsi lipstik, pemerah pipi, pemerah kelopak mata (apalah itu namanya), tidak pula bedak berkilo-kilo saban hari dan tidak juga barang-barang branded (mungkin begitu tulisannya). Alhasil, jerih payah, tunggang langgang, hingga lintang pukang cukup untuk menyambung hidup wanita kurus yang semakin hari bertambah kurus itu. Walau saran hingga doktrin sang ibu tersemat saban hari, ia kekeuh untuk teta

SEISI SEMESTA

Angin, seberapa sering engkau menyampaikan rindu saban engkau bertiup ? Rindu insan pada Rabbnya, ummat terhadap Rasulnya. Rindu anak pada orang tua mereka, lalu rindu seorang musafir terhadap tanah kelahiran. Rembulan, seberapa sabar engkau menanti matahari ? Hingga beberapa waktu yang singkat kalian dipertemukan, dipagi hari ketika fajar. Matahari enggan berpendar, tapi engkau harus segera berpamitan, sudah waktunya berpisah pula. Ketika pagi dan setumpuk kesibukan manusia, mereka lupa diatas ketinggian terselenggara pertemuan dan perpisahan secara serentak. Bintang, maaf aku pernah membidikmu. Hingga engkau tersungkur seakan jatuh. Tapi aku tahu, engkau tak pernah benar-benar jatuh. Engkau tak akan jatuh semudah itu bukan ? Apalagi hanya karena tangan yang tak piawai memanah. Bintang yang penyendiri, sepi, sangat jauh dari rembulan malam itu, ia pun tak seterang yang lainnya. Hanya ku bidik, tak pernah ku lepas anak panahku hingga benar-benar merobohkan kedudukannya. Aw