KETIKA CEMAS BERTABAYYUNLAH

Pasar  Induk Pangkalpinang. Riuh gaduh berbaur akrab dengan panas dan bermacam aroma menyengat indra penciuman. Seorang wanita dengan wajah kusut tak kalah kusut dari penampilannya yang berada dibawah standar nasional indonesia (SNI) wanita kebanyakan, kelam dan suram. Dengan jubah hitam, khimar hitam diatas lutut, dan masker hitam, ia berjalan gontai menuju sebuah ATM untuk mengambil hasil jerih payah, tunggang langgang, lintang pukang yang ia lakukan setiap hari. Hasil yang tak banyak namun cukup untuk hidup walau tidak cukup untuk gaya hidup. Syukurnya dibalik kekelamannya ia tidak mengkonsumsi lipstik, pemerah pipi, pemerah kelopak mata (apalah itu namanya), tidak pula bedak berkilo-kilo saban hari dan tidak juga barang-barang branded (mungkin begitu tulisannya). Alhasil, jerih payah, tunggang langgang, hingga lintang pukang cukup untuk menyambung hidup wanita kurus yang semakin hari bertambah kurus itu. Walau saran hingga doktrin sang ibu tersemat saban hari, ia kekeuh untuk tetap bekerja. Walau intonasi pelan suara sang ibu hingga intonasi keras memecahkan dinding rumah ia masih bertahan bekerja, 'Malu dengan tanggal lahirku bu' begitu sahutnya. Ia tak pernah mengenyam bidang pendidikan atau psikologi menangani orang lain, harus bergelut dengan RPP, silabus, dan anak pinaknya belakangan ini hingga berat badan yang tersisa hanya 41kg, sudah bisa kau bayangkan kawan, seberapa kelam takdirnya. 41kg kukira tinggal kita pasangi benang, lalu terbangkan... alangkah menarik layanganku :).Tragis benar nasibnya, beruntunglah ia bukan aku.

Dari bermacam aroma yang menyengat, tak kalah menyengat terik matahari sore itu tetiba sebuah aroma hinggap dihidungnya. Ketika ia keluar dari ATM seorang laki-laki sekitar tiga tahun lebih dewasa darinya lewat. Parfume yang tak asing lagi, sedikit mengobati kerinduannya. Ia berhenti, menunggu pria dengan aroma parfume tersebut keluar dari ATM. Seberkas kenangan berkelebat dalam benaknya, tentang sorang laki-laki paruh baya berusia 69tahun berjubal dipikiran wanita itu. Mulai dari ketika laki-laki paruh baya tersebut minta dipotongi kuku, minta dipijati betis dan lengannya, minta dibuatkan kopi, bahkan ketika masih kecil dulu wanita tersebut bergelantungan dipundak laki-laki paruh baya itu berlarian dibawah hujan, hingga menemani beliau dirumah sakit, jatuh tersungkur dikamar mandi rumah sakit berdua, dan terakhir sejuk pipi laki-laki paruh baya itu masih terasa sangat dekat, sang bapak menutup mata.

Ia masih terdiam diluar ruang ATM hingga pria dengan aroma parfume yang mirip dengan bapak wanita tadi keluar dari ruang ATM. Ia mengikuti pria tadi hingga toko sepatu, toko tas, toko perhiasan.  Untungnya di toko perhiasan pria tadi membeli sebuah cincin, karena ditoko sebelum-sebelumnya ia tak membeli apa-apa. Cincin tersebut nampaknya untuk orang terkasih entah istri atau mungkin ibunya. Wanita tersebut masih terdiam diluar toko perhiasan, lalu laki-laki tadi meninggalkan toko perhiasan menuju parkir. Kali ini langkah kaki pria tadi lebih cepat, bahkan hingga berlari-lari kecil. Wanita itu terus mengikuti, mengobati kerinduannya terhadap sang bapak. Tetiba di parkir yang agak sepi, namun tetap ada beberapa orang lalu lalang. Ada beberapa juga mengeluarkan kendaraannya dari barisan kendaraan yang lain. Tiba-tiba pria tadi berbalik, wanita tersebut terbelalak, tercekat, lalu menunduk.
'Mbak ini siapa, kenapa ngikutin saya terus dari ATM tadi. Mbak sindikat ya, atau teroris ?' Tuding pria tadi dengan jarak sekitar 4 meter, mungkin karena wanita tersebut berpakaian muslimah. Wanita tersebut santai, dan bermacam opini berkumandang dihatinya. Mulai dari pikiran tentang 'Siapalah pria ini sampai ia berpikir sedang diikuti oleh sindikat bahkan teroris. Sepenting itukah posisinya dinegeri ini hingga ia merasa sedang diikuti sindikat'.  Gumamnya dalam hati.

Wanita tersebut belum menjawab sama sekali, tercenung dengan pikirannya seraya senyum-senyum dan geleng-geleng kepala, tak habis pikir. Lalu ia kembali melihat pakaian pria tadi, dalam hati ia ketar ketir 'Biasa saja, tak tampak seperti seorang panglima bahkan anak presiden negeri ini pula...' Wanita tersebut kembali tersenyum, merasa geli dengan penyimpulan-penyimpulannya sendiri.
'Mbak, heh mbak... kenapa senyum-senyum...' hentak pria tadi, lagaknya seperti seorang korban kejahatan saja.
'Memangnya mas ini orang penting ya sampai-sampai merasa diikuti teroris ?' Masih dengan senyum simpul dan menunduk, khawatir menyinggung pria tadi. Pria itu terdiam, merasa dilecehkan mungkin.
'Jangan su'udzan mas, puasakan ?' Lanjut wanita tadi, kali ini sambil seraya berlalu. Ia merasa harus segera pulang, tak penting pula meladeni laki-laki yang sok penting tersebut.
'Eh, mau kabur kemana mbak... aneh banget sih...' Ujar pria tersebut menuntut kejelasan, tak terima.
'Oke mas, saya memang ngikutin mas...' Wanita tadi urung berlalu, sepintas ia menangkap pria tadi mengerutkan dahinya. Entah karena kecemasan atau apa.
'Saya ngikutin mas karena aroma parfume mas mirip dengan parfume almarhum bapak saja. Saya bukan sindikat apalagi teroris. Saya rasa mas juga bukan orang yang sepenting itu untuk dimata-matai kan ? Sekarang sudah tau kan kenapa saya ngikutin mas. Saya permisi, dan maaf mungkin sudah menciptakan kecemasan, assalamu'alaikuum mas'. Wanita tersebut menutur dengan santai alasannya. Dan, terjadilah adegan Ana dan Adzam dalam film Ketika Cinta Bertasbih. Sayangnya Ketika Cinta Bertasbih terjadi di Kairo Mesir, sedangkan Ketika Cemas Bertabayyun terjadinya di basmen pasar.
'Tunggu mbak, namanya siapa ?' Pria tadi sepertinya menerima alasan wanita tersebut mengikutinya, kecemasan lindap dari wajahnya.
'Syarif mas, Muhammad Syarif...'
'Loh kok nama laki-laki...' Pria itu membelalak.
'Nama almarhum bapak saya kan ?...' Jawab wanita tadi tak kalah membelalak. Kemudian benar-benar berlalu.
'^&*($#$%^()....' Pria tadi tepok jidat seraya menghela nafas.
  Laki-laki tadi masih diam ditempat ia berdiri hingga wanita tersebut berlalu.

Untaian pesan : Ketika Cemas Bertabayyunlah ...
Eh, ngomong2 ingat adegan Ana bertanya nama ke Adzam kan ?
Assalamu'alaikum Cemas ^-^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKUNTANSI MULTINASIONAL : TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING

Perusahaan Dalam Kesulitan Keuangan

Macam-macam Kalender