Macam-macam Kalender

Kalender Hijriah
Kalender Hijriah adalah kalender yang digunakan untuk melakukan penanggalan di Negara-negara dominant Muslim, dan juga digunakan Muslim di seluruh dunia untuk menentukan hari yang tepat untuk merayakan Hari Raya-Hari Raya Islam.
Kalender Hijriah adalah kalender yang menggunakan daur rembulan (Qomariyyah) yang memiliki 12 bulan dalam setahun yang terdiri atas sekitar 354 hari. Karena tahun dengan daur rembulan ini 11 hari lebih pendek daripada Kalender Masehi, Hari Raya-Hari Raya Islam, meskipun dirayakan di tanggal yang sama pada Kalender Hijriyyah, biasanya bergeser 11 hari lebih awal setiap tahunnya pada tahun daur matahari (Syamsiyyah) seperti Kalender Masehi. Kalender Islam ini diberi nama “Hijriah” karena tahun pertama kalender ini adalah tahun dimana dilakukannya Hijrah perpindahan Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Medinah. Oleh karena itu setiap tahun diberi inisial “H”
Setiap bulannya pada Kalender Hijriah berjumlah 29 atau 30 hari, namun biasanya tidak dalam susunan yang beraturan. Secara tradisional, awal setiap hari dalam sebuah bulan adalah hari (permulaan terbitnya matahari) dimana pertama kali bulan sabit nampak (hilal) segera setelah terbenamnya matahari. Jika hilal tidak nampak segera setelah hari ke-29 sebuah bulan, maka hari yang bermula pada matahari terbit setelah itu adalah hari ke-30. Penampakan semacam ini haruslah dilakukan oleh seorang (atau lebih) yang terpercaya yang bersaksi didepan musyawarah pemuka agama Islam. Menentukan hari dimana kemungkinan besar hilal bias diamati adalah motivasi bagi minat Muslim terhadap astronomi, yang menempatkan kaum Islam sebagai kaum yang paling maju dibidang ilmu ini untuk berabad-abad lamanya. Rembulan terbenam lebih lambat daripada matahari di lokasi-lokasi barat jauh, sehingga Negara-negara Muslim di barat mungkin merayakan beberapa Hari Raya lebih awal satu hari daripada Negara-negara Muslim di timur.
Nama-nama bulan kalender Hijriah :
  1. Muharram
  2. Shafar
  3. Rabi’ul Awwal
  4. Rabi’ul Akhir
  5. Jumadil Awwal
  6. Jumadil Akhir
  7. Rajab
  8. Sya’ban
  9. Ramadhan
  10. Syawal
  11. Dzulqa’idah
  12. Dzullhijjah
Kalender Masehi
Kalender Masehi atau disebut juga Kalender Gregorian adalah kalender yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Kalender Gregorian adalah hasil modifikasi terhadap Kalender Julian. Kalender ini pertama kali diajukan oleh doktor Kalabrian, Aloysious Lilius dan didekritkan oleh Paus Gregorius XIII pada 24 Februari 1582 melalui Inter gravissimas kepausan.
Penanggalannya didasarkan kepada tahun kelahiran tradisional Yesus Kristus atau Isa Al-Masih, yang diberi label “Anno Domini” (AD) dan terkadang “Common Era” (CE). Di Indonesia, istilah yang dipakai adalah “Masehi” yang berasal dari kata “Isa-Al-Masih”.
Kalender Masehi yang menggunakan daur perputaran matahari adalah sebuah kalender aritmatis. Kalender ini menghitung jumlah hari sebagai unit waktu paling dasar, mengelompokkan mereka ke dalam tahun-tahun yang terdiri atas 365 atau 366 hari. Kalender daur matahari mengulang secara lengkap setiap 146.097 hari, yang mengisi 400 tahun, yang juga terdiri atas 20.871 minggu (setiap minggu terdiri atas 7 hari). Dari 400 tahun ini, 303 diantaranya (Tahun biasa) memiliki 365 hari, dan 97 tahun lagi adalah “Tahun Kabisat” yang memiliki 366 hari. Sehingga panjang tahun rata-rata tepat 365,2425 hari atau 365 hari, 5 jam, 49 menit, dan 29 detik.
Sebuah Tahun Masehi terdiri atas 12 bulan dengan panjang yang tidak beraturan (tetapi perlu dicatat bahwa ada periode 153 hari dibagi atas 5 bulan dengan pola yang bergantian dari Maret ke Juli yang mengulang kembali dari Agustus ke Desember).
Tahun Kabisat adalah tahun-tahun yang dapat dibagi oleh angka 4, dengan pengecualian tahun-tahun yang dapat dibagi oleh 100, tetapi bukan yang dapat dibagi oleh 400. Tahun-tahun dengan 366 hari ini menambah hari ke-29 pada bulan Februari, yang pada tahun biasa berjumlah 28 hari. Sehingga perbedaan mendasar dari Kalender Gregorian dari Kalender Julian adalah Kalender Gregorian melewatkan 3 hari Kabisat setiap 400 tahun.
Pada Jaman Pertengahan, tanggal 1 Januari diberi nama Tahun Baru di seluruh Negara-negara Eropa Barat (yang penduduknya dominant beragama Katolik), meskipun kebanyakan Negara-negara tersebut memulai tahun mereka dari tanggal 25 Desember, kemudian 25 Maret, dan bahkan Hari Paskah, seperti di Perancis. Nama ini merupakan hasil dari kebiasaan selalu menyusun bulan kalender medieval dari Januari hingga Fesember (dalam 12 kolom yang berisi 28 sampai 31 hari setiap kolomnya), seperti yang dilakukan bangsa Romawi. Selanjutnya, semua Negara-negara Eropa Barat (kecuali beberapa bagian Italia) memindah hari pertama tahun mereka kepada 1 Januari pada saat mereka masih memakai Kalender Julian, sebelum mereka memakai Kalender Gregorian, kebanyakan dilakukan pada abad ke-16.
Tahun Masehi Terdiri dari :
  1. Januari – 31 hari
  2. Februari – 28 hari atau 29 hari (Tahun Kabisat)
  3. Maret – 31 hari
  4. April – 30 hari
  5. Mei – 31 hari
  6. Juni – 30 hari
  7. Juli – 31 hari
  8. Agustus – 31 hari
  9. September – 30 hari
  10. Oktober – 31 hari
  11. November – 30 hari
  12. Desember – 31 hari
Kalender Imlek
Kalender Imlek adalah kalender lunisolar, yang berarti memasukkan unsur kalender daur rembulan dengan kalender daur matahari. Kalender ini berasal dari Cina, dan di Cina sendiri, kalender Masehi digunakan untuk kegiatan sehari-hari, tetapi kalender Imlek masih digunakan untuk menandai Hari Raya tradisional Cina seperti Tahun Baru Cina (Hari raya musim Semi), serta dalam astrologi, seperti dalam menentukan hari paling baik untuk pernikahan atau pembukaan sebuah gedung. Dikarenakan setiap bulannya mengikuti satu kali daur rembulan, kalender ini juga digunakan untuk menentukan fase-fase rembulan.
Di Cina, kalender tradisional dikenal sebagai “Kalender Pertanian” (nongli), sementara kalender Masehi dikenal sebagai “Kalender Biasa” (gongli) atau “Kalender Barat” (xili). Nama lain kalender Imlek adalah “Kalender Yin” (yinli), merujuk pada unsure rembulan dari kalender tersebut, sementara kalender Masehi adalah “Kalender Yang” (yangli) yang merujuk pada unsure matahari kalender tersebut. Kalender Imlek juga disebut sebagai “Kalender Lama” (jiuli) setelah “Kalender Baru” (xinli) yaitu kalender Masehi diadopsi sebagai kalender resmi Cina. Kalender tradisional juga disebut sebagai “Kalender Xia” (xiali). Namun, kalender Xia tidaklah sama dengan kalender yang sekarang, melainkan merujuk kepada kalender pendahulunya yang paling awal.
Menurut legenda, kalender Imlek dikembangkan pada millennium ketiga SM (Sebelum Masehi). Dikatakan bahwa kalender ini ditemukan oleh penguasa legendaries pertama, Huang Di atau “Maharaja Kuning”, yang berkuasa, berdasarkan tradisi, sekitar 2698-2599 SM.
Bukti paling awal kalender Imlek adalah ditemukannya tulang-berulang ramalan dari millennium kedua SM wangsa Shang. Tulang-berulang tersebut menunjukkan sebuah tahun yang terdiri dari 12 bulan dan terkadang menunjukkan bulan ketigabelas bahkan keempatbelas.
Menambahkan bulan kepada suatu kalender adalah usaha untuk mencegah tahun baru bergeser melewati musim-musim, seperti kalender Masehi yang menambahkan tambahan satu hari pada bulan Februari setiap empat tahun.
Berikut urutan bulan, nama bulan Cina, letak rasi dalam bujur :
  1. eryue Oo Aries
  2. sanyue 30o Taurus
  3. siyue 60o Gemini
  4. wuyue 90o Cancer
  5. liuyue 120o Leo
  6. qiyue 150o Virgo
  7. bayue 180o Libra
  8. jiuyue 210o Scorpio
  9. shiyue 240o Sagitarius
  10. shiyue 270o Capricorn
  11. shieryue 300o Aquarius
  12. zhengyue 330o Pisces
Lambang zodiac dimana matahari masuk setiap bulannya dan letak gerhana dalam bujur rasi dari titik masuknya matahari biasanya menentukan jumlah sebuah bulan biasa. Bulan 1, zhengyue, pada dasarnya berarti bulan prinsipil. Bulan-bulan lainnya diberi angka sesuai urutan, bulan kedua, bulan ketiga, dans eterusnya.
12 bulan kalender Imlek berhubungan erat dengan pertanian, oleh karena itu memiliki nama alternative yang berhubungan dengan nama-nama tumbuhan, dimana mereka mekar berbunga atau berbuah di bulan yang bersangkutan :
1. Bulan Pertama
2. Bulan Aprikot
3. Bulan Persik
4. Bulan Mei
5. Bulan Delima
6. Bulan Seroja
7. Bulan Anggrek
8. Bulan Osmanthus
9. Bulan Seruni
10. Bulan Baik
11. Bulan Suasana Musim Dingin
12. Bulan Terakhir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKUNTANSI MULTINASIONAL : TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING

Perusahaan Dalam Kesulitan Keuangan