Assalamu'alaikum wr wb


Selamat malam, pagi, siang, petang semua ^_^
Alhamdulillah, atas izin-Nya satu cerpen ana yang sangat penuh kekurangan dibukukan bersama empat belas kontributor terpilih lainnya.
Kali ini masih berbalut islami seperti cerpen sebelumnya "Ranah Berpurdah".
Semoga ada sedikit hal yang bisa kita petik walau hanya sedikit karena hanya itu yang penulis amatir ini harapkan dari setiap detik yang terkikis dan mengabaikan kantuk hingga mata panda melingkar.

Ini sedikit percakapan dalam naskah berjudul "Bingkisan Menawan Dari Awan"... Sebenarnya judul itu sangat ana sesali, semestinya berjudul "PUTRI AWAN (gabungan nama tokoh Putri dan tokoh Awan)"


Ana akan menjadi istri anta dan ta’at kepada anta diatas keta’atan ana kepada ibu. Namun dibawah keta’atan ana kepada Allah SWT dan Rasulallah. Tetapi ana memiliki syarat, ana tidak ingin - ”. Lagi-lagi kalimat Putri terputus, mengumpulkan keberanian untuk siap gagal yang ketiga kalinya. 
 Sedikit kisah semasa menunggu kabar kejelasan naskah dari kak PJ Ribka, naskah ini dibaca oleh tiga teman kelas ana bernama Silvia, Ocha dan Saburhan. Ketiga teman ana ini sejadi-jadinya memojokkan ana. Kata mereka "Naskah ini terlalu muluk-muluk... Tokoh Putri juga egois sekali... Tidak mungkin ada laki-laki seperti tokoh Awan... Naskah ini juga terlalu menyimpang... Mana boleh syarat pernikahan yang seperti itu... Masak wanita yang paham agama mendzolimi seperti itu..."  Itu adalah beberapa kalimat tiga orang teman ana yang membaca naskah tersebut. Walau beberapa sanggahan ana ajukan, tetap saja mereka kekeuh dengan argumen mereka. 

Tentu ada, wanita dengan keegoisan itu tentu ada. Laki-laki laksana Awan juga tentu ada. Kita hanya perlu mencarinya (bagi laki-laki) dan menunggunya (bagi perempuan) saja. Layaknya ulat mencari daun bukan daun yang mencari ulat, dan daun yang menunggu ulat bukan ulat yang menunggu daun... Ahhh, ngalur ngidul makin mumet...

Intinya ada, in syaa Allah ketulusan itu ada... 
Jika pasangan adalah cermin (yang baik dengan yang baik), maka pasangan juga bisa seperti secangkir kopi kan ? (pelengkap) pahit dan manis. 
iihhhh... ana sok tau banget yakkk... Kayak kenal pasangan ajah...
Kali-kali biarkan ana sok tau gak papa lah... Kali ini aja... okeh-okeh...???

Mari baca kisahnya, mungkin gak semenarik kisah cintanya Ummul Fathimah dan Ali (tauladan), atau sefenomenal Romeo dan Juliet dengan berbagai versi yang ada, bahkan juga tidak semenggelegar kisah negeri dongeng Cinderella dan pangeran berkuda. Ceritanya sangat sederhana saja, yaaaaa lumayanlah buat temen waktu luang. Asal jangan ikut-ikut ngedumel kayak tiga orang teman ana. Semoga mereka baca ini, kalau Saburhan tentu baca, beliau selalu mengikuti post-post ana dari mulai yang gak penting sampai yang gak penting banget...

Penasaran...??? Semoga penasaran yahhh ??? Terus beli bukunya yang buanyak
Ini dia cover buku antologinya, do'akan saja semoga suatu hari ana bisa punya buku sendiri yahhh, terbit secara nasional bukan indie lagi... Trus temen-temen bisa liat buku solo ana mampang di toko buku terkemuka deh... Aamiin... Walau orang pertama yang ana harap bisa ikut merasakan kebahagiaan ini tidak perduli, minimal hingga hari ini belum ada larangan yang beliau terbitkan... Yakni IBU... manusia beribu cinta ini kadang membuat langkah yang berat mampu kita lewati dengan terbang setinggi-tingginya. Seorang ibu mampu membuat hati sekeras besi mencair laksana air...
Dahhh dahhh... cukup bahas ibunya,  ntar mberebes, nangis sampe meraung-raung deh... 

Tadaaaa ini cover nya...
 
Wassalamu'alaikum warahmatullah  ^_^
Alhamdulillah, dari sekian banyak yang ketolak ada juga yang nyelip. Di balik kecewa tentu ada hikmah. Selalu seperti itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKUNTANSI MULTINASIONAL : TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING

Perusahaan Dalam Kesulitan Keuangan

Macam-macam Kalender