Analisis Industri dan Persaingan (Eksternal)



MAKALAH MANAJEMEN STRATEGI
VISI MISI DAN TUJUAN

DOSEN PENGAMPU : Dian Prihardini Wibawa S.E., MSi








KELOMPOK 2 :
APRITA SUMARNO                      (301 12 11 013)
DWI SULISTIAN                            (301 12 11 035)
NUSIYANTI                                     (301 12 11 078)
SARI NATALIA MANURUNG      (301 12 11 094)
UCI SALAMAH                               (301 12 11 098)



FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
TAHUN AKADEMIK 2015/2016




KATA PENGANTAR
          Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya kepada tim penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penyusun menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
            Tim penyusun menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim Penyusun telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan senang hati menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
            Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.


                        Pangkalpinang, 26 Februari 2015


                                    TIM PENYUSUN






BAB I
PENDAHULUAN
1.1              LATAR BELAKANG MASALAH
Lingkungan industri adalah serangkaian factor-faktor-ancaman dari pelaku bisnis baru, supplier, pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan di antara para pesaing – yang secara langsung mempengaruhi perusahaan dan tindakan dan tanggapan kompetitifnya. Semakin besar kapasitas perusahaan untuk mempengaruhi lingkungan industri, semakin besar kemungkinan perusahaan untuk menghasilkan laba di atas rata-rata. Bagaimana perusahaan mengumpulkan dan menafsirkan informasi tentang para pesaing mereka disebut analisis pesaing. Analisis lingkungan umum terfokus pada masa yang akan datang, analisis lingkungan industri terfokus pada pemahaman akan factor-faktor dan kondisi-kondisi yang akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan; dan analisis pesaing terfokus pada prediksi terhadap dinamika tindakan-tindakan, respon-respon, dan kemauan para pesaing.

1.2.1.      RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan Latar Belakang masalah sebagaimana diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.      Apakah lingkungan industri ?
2.      Apa saja sektor yang mempengaruhi manajemen strategi ?
3.      Bagaimana kondisi-kondisi yang menguatkan pemasok ?
4.      Bagaimanakah lima langkah dalam mengembangkan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal ?

1.3            TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1.      Memberi perluasan pemikiran mengenai lingkungan industri.
2.      Agar menambah wawasan mengenai sektor yang mempengaruhi manajemen strategi.
3.      Untuk membantu memahami kondisi yang menguatkan pemasok.
5.      Memberi penambahan pemahaman mengenai langkah dalam pengembangan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal ?
1.4              METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang digunakan penyusun dalam penyusunan makalah ini adalah dengan menggunakan metode study kepustakaan dan menggunakan referensi lain seperti internet dalam pengumpulan materi.



BAB II 
PEMBAHASAN
 

A.                 LINGKUNGAN INDUSTRI
Strategi dan tujuan perusahaan dipengaruhi oleh daya saing industri dimana mereka memilih untuk menjalani bisnis dan posisi sektor industri tersebut. Intensitas persaingan dalamsuatu industri atau perusahaan berakar pada struktur ekonomi yang mendasarinya dan berjalan diluar perilaku pesaing-pesaing yang ada. Keadaan persaingan dalam suatu industri tergantung pada lima kekuatan pesaing pokok.
            Dalam bagian diatas diuraikan kelima sektor yang mempengaruhi manajemen strategi, yaitu sebagai berikut.

1.                  Sektor Pelanggan/Pembeli
Perencanaan strategi yang efektif menaruh perhatian pada jenis konsumen serta kebutuhan keinginan konsumen. Sektor ini membahas tiga faktor yang mencakup perencana strategi sebagai bagian dari analisis industri mereka atas sektor konsumen, yaitu identitas pembeli, faktor demografi, dan lokasi geografi pasar.
Pertama, identitas pembeli. Konsumen yang berbeda mempunyai berbagai alasan untuk berminat untuk suatu produk atau jasa. Diantaranya kebutuhan, keinginan, atau keperluan pembeli yang harus dipenuhi. Pemasar umumnya menunjukkan tiga golongan konsumen yang berbeda, yaitu konsumen pengguna langsung (user), pedagang eceran, dan institusional.
Para perencana strategi mengidentifikasi sifat konsumen ini dan kegunaan mereka guna menghindari ancaman kehilangan konsumen dan untuk menemukan atau menciptakan peluang menemukan konsumen baru atau menjual lebih banyak kepada yang sudah ada.
Kedua, faktor demografis. Para ekonom dan ahli pemasaran sering menganggap kondisi penting yang menjadi faktor kebutuhan pokok dalam pemasaran barang dan jasa. Diantaranya yaitu perubahan penduduk, pergeseran usia penduduk, distribusi pendapatan di kalangan penduduk.
Ketiga, faktor geografi. Perencanaan strategi yang efektif juga menelaah lingkungan geografis untuk melihat peluang dan ancaman. Pada hakikatnya perencanaan strategi mencoba menentukan apakah terdapat kondisi yang lebih baik di tempat lain untuk mencapai tujuan perusahaan atau SBU. Para perencana strategi mencari lokasi untuk menambah lokasi yang telah ada atau mencari tempat lain untuk pindah.
2.                  Sektor Pemasok (Supplier)
Meningkatkan harga dan mengurangi mutu produk yang dijual adalah cara potensial yang dapat dilakukan oleh pemasok untuk mendapatkan kekuatan terhadap perusahaan yang bersaing dalam suatu industri. Pemasok mempunyai kekuatan apabila kondisi seperti ini:
1.      Didominasi oleh sejumlah kecil perusahaan besar dan lebih terkonsentrasi daripada industri yang menjadi pembeli.
2.      Tidak tersedianya produk pengganti yang berkualitas atau berharga sama.
3.      Pembeli bukan sebagai konsumen penting bagi pemasok.
4.      Produk pemasok merupakan komponen penting bahkan terpenting bagi pembeli dll.
Yang perlu diperhatikan disini adalah:
1.      Bargaining power pemasok menjadi rendah apabila bahan yang bisa diperoleh di pasar dengan mudah (bahan merupakan standard commodity product).
2.      Bargaining power pemasok menjadi lemah jika industri yang mereka pasok merupakan captive supplier.
3.      Bargaining power pemasok menjadi tinggi apabila bahan yang diberikan mempunyai kualitas dan harga yang lebih baik apabila bahan tersebut dibuat sendiri oleh industri.

3.                  Sektor Persaingan antar Perusahaan (Rivalry Among Existing Firm)
Perebutan pangsa pasar atau pembeli merupakan suatu kegiatan bahkan suatu tujuan dari organisasi, maka antar perusahaan itu sendiri akan terjadi suatu kondisi yang tegang karena mereka akan berusaha dengan segenap pikiran dan cara untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih banyak dan mempertahankan pangsa pasarnya. Yang diperhatikan disini adalah:
1.      Semakin banyak jumlah perusahaan dan semakin sama size mereka, maka persaingan antar perusahaan akan semakin tinggi.
2.      Pertumbuhan permintaan yang rendah tentu akan meningkatkan persaingan.
3.      Jika ‘biaya’ berganti merek yang ditanggung oleh pembeli atau konsumen adalah rendah maka persaingan akan menjadi tinggi.
4.      Persaingan akan semakin ketat jika untuk keluar dari industri tersebut membutuhkan biaya yang lebih besar daripada tetap berada dalam industri tersebut.
5.      Intensitas persaingan akan meningkat jika ada perusahaan di luar industri yang membeli perusahaan yang lemah dalam industri dan melakukan strategi moves besar-besaran.
4.                  Sektor Pendatang Baru
Produsen baru (new entrants) dapat membahayakan perusahaan-perusahaan yang telah ada, hal ini dikarenakan dengan masuknya produsen baru maka akan menambah atau menghasilkan kapasitas produksi tambahan yang lebih banyak. Kalau permintaan pasar meningkat maka kondisi ini tidak jadi masalah namun kalau kondisi permintaan pasar sedang menurun maka akan terjadi masalah dalam pasar.
Ancaman masuknya pesaing baru ini di tentukan oleh barriers to entry dan reaksi para pesaing ada di industri. Yang perlu diperhatikan dalam faktor pendatang baru adalah:
1)        Skala ekonomis: semakin tinggi tingkat produksi yang diperlukan untuk mencapai skala ekonomi, semakin rendah ancaman dari pesaing baru.
2)        Tingkat kesulitan untuk memahami teknologi dan ketrampilan khusus yang diperlukan untuk memproduksi; semakin sulit maka semakin rendah ancaman dari pesaing baru.
3)        Pengaruh pengalaman dan belajar (experience and learning effect) terhadap struktur biaya. Semakin tinggi pengaruh pengalaman dan belajar terhadap struktur biaya, maka semakin rendah ancaman pesaing baru.
4)        Loyalitas dan preferensi konsumen terhadap merek tertentu.
5)        Peraturan pemerintah: semakin banyak peraturan untuk mendirikan perusahaan maka semakin rendah ancaman dari pesaing baru.
6)        Kebutuhan modal atau investasi: semakin besar investasi awal yang diperlukan maka semakin rendah pula ancaman dari pesaing baru.
5.                  Sektor Produk Pengganti
Perkembangan ilmu dan teknologi maka dewasa ini makin banyak produk yang peranannya dan manfaatnya dapat diganti, sebagai contoh: gula diganti dengan pemanis sintetis. Secara umum, ancaman produk pengganti adalah besar apabila harga produk pengganti tersebut lebih rendah dan atau mutu serta kemampuan kinerjanya sama atau lebih besar dari produk yang sudah ada. Untuk ancaman dari produk pengganti yang perlu diperhatikan adalah:
1.      Rasio harga dan kualitas produk pengganti (nilai di mata konsumen) melawan rasio harga dan kualitas produk yang dihasilkan. Semakin tinggi ‘nilai’nya, semakin tinggi ancamannya.
2.      Loyalitas konsumen terhadap suatu merek tertentu: semakin loyal, semakin mahal ‘biaya’ untuk mengganti maka ancaman menjadi rendah.

B.                 MATRIKS EVALUASI FAKTOR EKSTERNAL

Masih menurut Fred R. David, Matriks Evaluasi Faktor Eksternal memungkinkan para penyusun strategi untuk meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi dan kompetitif.
Lima langkah dalam mengembangkan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal:
1.        Membuat 10 sampai 20 faktor eksternal utama berupa peluang dan ancaman organisasi.
2.        Memberi pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (semua penting). Bobot ini mengindikasikan signifikan relatif dari suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan. Peluang sering kali mendapat bobot yang lebih tinggi daripada ancaman, tetapi ancaman bisa diberi bobot tinggi terutama jika mereka sangat parah atau mengancam. Bobot yang sesuai dapat ditentukan dengan cara membandingkan pesaing yang berhasil. Jumlah total seluruh bobot harus sama dengan 1,0.
3.        Memberi peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor eksternal utama untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor tersebut, di mana 4 = responnya sangat bagus, 3 = responnya di atas rata-rata, 2 = responnya rata-rata dan 1 = responnya di bawah rata-rata. Peringkat didasarkan pada keefektifan strategi perusahaan. Oleh karenanya, peringkat tersebut berbeda antar perusahaan, sementara bobot di langkah nomor 2 berbasis industri. Peluang maupun ancaman dapat menerima peringkat 1,2,3 atau 4.
4.        Mengkalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor bobot.
5.        Menjumlahkan skor rata-rata untuk setiap variabel guna menentukan skor bobot total organisasi.

Terlepas dari berapa banyak faktor yang dimasukkan ke dalam Matriks Evaluasi Faktor Eksternal, skor bobot total tertinggi yang mungkin dicapai untuk sebuah organisasi adalah 4,0 dan skor bobot adalah 1,0. Rata-rata skor bobat total adalah 2,5. Skor bobot total sebesar 4,0 mengindikasikan bahwa sebuah organisasi merespon secara sangat baik peluang dan ancaman yang ada di industri. Dengan kata lain, strategi perusahaan secara efektif mampu menarik keuntungan dari peluang yang ada dan meminimalkan pengaruh negatif potensial dari ancaman eksternal. Skor total sebesar 1,0 menandakan bahwa strategi perusahaan tidak mampu memanfaatkan peluang yang ada atau menghindari ancaman yang muncul.

Tabel 5.2 Contoh EFE Matrix dari Matsushita
Variabel Eksternal yang Signifikan
Bobot
Rating
Nilai
Peluang



Tingkat harga
0.08
1
0.08
Tenaga kerja
0.07
3
0.21
Perkembangan industri
0.15
2
0.30
Pinjaman
0.12
3
0.36
Teknologi luar negeri
0.14
4
0.56
Ancaman



Perubahan teknologi
0.12
4
0.48
Kecenderungan pembeli
0.07
2
0.14
Sumber daya alam
0.09
3
0.27
Perilaku pembeli potensial
0.05
1
0.05
Tarif
0.11
2
0.22
Total
1.00

2.67
Berdasarkan EFE matriks di atas, terlihat bahwa posisi Matsushita relatif cukup baik dalam menghadapi lingkungan eksternalnya dengan total nilai 2,67. Perlu diingat disini bahwa yang baru dikemukakan adalah sekadar contoh, sehingga komponen-komponen yang masuk ke dalam setiap tingkatan lingkungan pada kenyataan tidak harus sama dengan contoh yang telah diberikan, jadi bisa saja berbeda sedikit atau banyak bahkan berbeda sama sekali. Hal ini karena tingkat dan jenis perusahaan berbeda-beda.





BAB III
DAFTAR PUSTAKA

Purwono, Iwan (2008). Manajemen Strategi. Bandung : CV. YRAMA WIDYA


Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKUNTANSI MULTINASIONAL : TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING

Perusahaan Dalam Kesulitan Keuangan

Macam-macam Kalender