Assalamu'alaikum
Assalamu'alaikum semuaaa
Alhamdulillah atas kuasanya cerpen amatiran ana diterbitkan loh... :)
Yeeee,,, senangnya. Tapi tunggu dulu, ternyata yang seneng hanya ana, ibu sama sekali gak seneng. Kata beliau "Mending habiskan waktu baca kitab yang bermanfaat".
"Ana juga sedang berusaha menjadi manusia yang bermanfaat kok bu... sungguh. Bukankah manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat ? Jika hingga hari ini ana mengukir kecewa untuk mu, mohon dimaafkan. Tentu tak ada anak yang ingin mengecewakan orang tuanya. Maaf jika ana tumbuh tak seperti yang engkau harapkan. Ini cara ana untuk sedikit ada diantara para manusia lainnya. Ama tak sepandai ia atau ia dalam berdakwah langsung di khalayak ramai. Presentasi di depan kelas saja ana harus mengalahkan 1000 bala tentara pembawa rasa takut. Takut salah bicara, takut lisan menyakiti insan, juga takut tidak diterima".
Okeh gaeesss, sepintas sekilas dan sekelibas tentang cerpen itu. Mudah-mudahan ada hikmah yang bisa kita ambil yah ? Tulisan para kontributor yang lainnya juga in syaa Allah menyuguhkan hikmah, walau sedikit sedih juga karena hingga hari ini ana juga belum baca bukunya... Masih proses pre-order.
Bukunya berjudul Romantika Cinta Pertama jilid #1
Diterbitkan oleh Penerbit Nerin Media
Judul naskah ana : Ranah Berpurdah
Kita bahas sedikit yah isi dari Ranah Berpurdah tentang apa. Tentang romantika cinta masa kecil yang bertemu lagi ketika mereka dewasa. Namun Putra sama sekali tidak mengetahui bahwa Ranah yang baru-baru ini menjadi teman sekelasnya adalah Ranah yang sama sewaktu mereka masih belia. Ranah adalah satu-satunya wanita yang mengenakan Purdah, Niqob, atau Cadar. Kebayangkan hebohnya antero kampus dengan kedatangan mahasiswi baru yang mengenakan purdah. Gadis ini tak pernah berkata dengan pria manapun. Ia menjaga pandang juga lisannya. Hingga satu masa Putra mengenali gadis ini adalah Ranah teman kecilnya. Dan jeng-jeng... Gak seru rasanya kalo ana ceritain semua. Intinya semoga ada hal-hal yang bermanfaat disetiap coretan-coretan lusuh itu. Aamiin
Wassalamu'alaikum
Jannati
Alhamdulillah atas kuasanya cerpen amatiran ana diterbitkan loh... :)
Yeeee,,, senangnya. Tapi tunggu dulu, ternyata yang seneng hanya ana, ibu sama sekali gak seneng. Kata beliau "Mending habiskan waktu baca kitab yang bermanfaat".
"Ana juga sedang berusaha menjadi manusia yang bermanfaat kok bu... sungguh. Bukankah manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat ? Jika hingga hari ini ana mengukir kecewa untuk mu, mohon dimaafkan. Tentu tak ada anak yang ingin mengecewakan orang tuanya. Maaf jika ana tumbuh tak seperti yang engkau harapkan. Ini cara ana untuk sedikit ada diantara para manusia lainnya. Ama tak sepandai ia atau ia dalam berdakwah langsung di khalayak ramai. Presentasi di depan kelas saja ana harus mengalahkan 1000 bala tentara pembawa rasa takut. Takut salah bicara, takut lisan menyakiti insan, juga takut tidak diterima".
Okeh gaeesss, sepintas sekilas dan sekelibas tentang cerpen itu. Mudah-mudahan ada hikmah yang bisa kita ambil yah ? Tulisan para kontributor yang lainnya juga in syaa Allah menyuguhkan hikmah, walau sedikit sedih juga karena hingga hari ini ana juga belum baca bukunya... Masih proses pre-order.
Bukunya berjudul Romantika Cinta Pertama jilid #1
Diterbitkan oleh Penerbit Nerin Media
Judul naskah ana : Ranah Berpurdah
Kita bahas sedikit yah isi dari Ranah Berpurdah tentang apa. Tentang romantika cinta masa kecil yang bertemu lagi ketika mereka dewasa. Namun Putra sama sekali tidak mengetahui bahwa Ranah yang baru-baru ini menjadi teman sekelasnya adalah Ranah yang sama sewaktu mereka masih belia. Ranah adalah satu-satunya wanita yang mengenakan Purdah, Niqob, atau Cadar. Kebayangkan hebohnya antero kampus dengan kedatangan mahasiswi baru yang mengenakan purdah. Gadis ini tak pernah berkata dengan pria manapun. Ia menjaga pandang juga lisannya. Hingga satu masa Putra mengenali gadis ini adalah Ranah teman kecilnya. Dan jeng-jeng... Gak seru rasanya kalo ana ceritain semua. Intinya semoga ada hal-hal yang bermanfaat disetiap coretan-coretan lusuh itu. Aamiin
Wassalamu'alaikum
Jannati
Komentar
Posting Komentar